Saturday, November 28, 2009

Idul Adha Bagiku.....


-->
-->

Malam takbir… idul adha.

Suara anak-anak yang mengikuti takbir keliling terdengar begitu antusias, penuh semangat dan energi. Seakan memancarkan kegembiraan menyambut hari raya besar.

Tapi entah kenapa, kegembiraan itu tidak menular padaku (seperti tahun-tahun sebelumnya). Terutama setelah aku mendapati kenyataan yang bisa dibilang….mengecewakan. Selama dua tahun ini, tepat pada malam takbir idul adha di tahun yang berbeda, aku selalu mengalami kekecewaan. Seolah kebaikan hari raya kurban tidak berimbas padaku. Entah karena dosa-dosaku atau memang aku tidak cocok dengan hari raya.

Jika malam takbir idul adha tahun lalu aku harus menelan pil pahit berupa kenyataan dicampakkan lelaki-yang-sebenarnya-tidak-pantas-bersamaku, kekasihku saat itu. Maka kenyataan tahun ini tidak lebih baik.

Hampir 2 minggu belakangan ini, aku tidak pernah online. Selain disibukkan oleh pekerjaan yang kejar deadline, aku juga sibuk mengikuti tes di calon-tempat-pekerjaan-baru, disamping juga meng-handle bisnis sampingan yang mulai merangkak.

Malam ini, iseng-iseng aku online setelah selama 2 minggu ’puasa’ internet. Cek email, facebook, dan 1 situs langganan. Banyak email masuk, terutama dari facebook dan milis, tapi berita utamanya hanya seputar pernikahan 2 teman kuliah yang harinya berjarak hanya 1 minggu. 

Di facebook...ada beberapa friend request, tapi karena merasa tidak kenal, jadi kuabaikan saja. Lihat profil, hmm...ada beberapa orang yang menulis di wall-ku, salah satunya berupa do’a semoga lolos seleksi rekrutmen pekerjaan yang kuikuti. Well, karena teman lama, aku pun segera memberi komentar dibawah post-nya, hanya ucapan terimakasih standar. 

Merasa bosan, aku segera sign out dan melanjutkan pengecekan email atau lebih tepatnya menghapus email yang memenuhi inbox satu persatu sambil menunggu proses download yang belum selesai.

Tiba-tiba hp bergetar ketika aku membuka sebuah situs e-commerce. Ternyata temanku yang mengabarkan bahwa pengumuman tes kesehatan (dari seleksi rekrutmen yang kuikuti sebelumnya) sudah keluar. 

Tidak bisa kupungkiri bahwa aku sangat berharap bisa lolos, karena aku sudah melangkah begitu jauh dalam seleksi ini. Dari 6 tahap yang ada (mulai dari seleksi administrasi), aku sudah sampai tahap ke 5, yakni tes kesehatan. Kurang 1 tahap terakhir.

Kutinggalkan situs e-commerce tadi dan tanpa buang waktu aku men-download pengumuman hasil tes. Dalam penantian downloading, alam bawah sadarku merasa ragu, tidak yakin bisa lolos. Entah kenapa perasaanku mengatakan bahwa hasilnya tidak bagus. Dan itu terbukti ketika aku membuka file pengumuman yang telah ku-download

Kucari nomor tesku, not found. Kucari berdasarkan abjad nama depanku, tidak ada. Ya sudah, berarti memang tidak lolos.

Perasaanku saat itu....aku tidak bisa menggambarkan dengan tepat. Kecewa, itu pasti. Tapi jauh didasar hatiku, aku tidak terkejut. Entah bagaimana, sepertinya sejak awal, sejak mengikuti tes kesehatan ini, alam bawah sadarku sudah tahu akan begini hasilnya. 

Entah karena riwayat keluargaku yang memiliki penyakit turunan, kegagalan di tes keseimbangan, atau bisa jadi hasil uji sampel darahku yang tidak memenuhi syarat yang menyebabkan kegagalanku. Yang pasti, aku tidak terlalu terkejut. 

Hanya saja, timing-nya kenapa harus selalu malam takbir idul adha aku mendapati kekecewaan yang sangat membekas.

Sayup-sayup suara takbir keliling masih terdengar dari kejauhan. Aku terdiam, namun tetap kegembiraan mereka tidak menular padaku. Aku tercenung sesaat, bertanya-tanya apakah ini semua karena aku tidak terlalu terlibat secara emosional dalam suasana hari raya.......

Kubuka lagi situs e-commerce tadi, dan ternyata ada satu pesan pribadi untukku. Seorang visitor yang tertarik dengan produk yang kujual, menanyakan tentang katalog lengkap. Segera kukirimkan file yang ada ke email-nya dan segera kuhubungi yang bersangkutan. A

ku yang tidak lagi bersemangat, segera mematikan laptop. Kuambil air wudhu, sholat isya’ yang tertunda. Bersiap sholat, hp-ku bergetar. Ternyata visitor yang tadi. Ia bertanya ini-itu tentang produk dan menunjukkan minatnya. Setelah beberapa kali saling berkirim sms, aku pun sholat.

Ya, aku tahu.
Aku tidak terlalu religius. Beribadah sering tertunda, jika waktu yang diberikan cukup panjang. Bulan suci Ramadhan, hari raya idul fitri, hari raya idul adha, atau pada perayaan-perayaan yang lainnya, aku tidak pernah merasakan antusiasme yang sama.

Bahkan aku merasa tidak ada kebaikan yang mendekat padaku. Aku merasa tidak jauh berbeda dari hari biasa. Malah, aku mendapatkan hal yang tidak menyenangkan di malam takbir idul adha dua tahun belakangan.

Bagi kalian yang sangat reiligius, atau bahkan yang fanatik, begitu membaca tulisanku ini, mungkin kalian akan emosi, merasa tersinggung, dan menganggap aku orang penuh dosa yang bahkan tidak bisa merasakan indahnya hari yang kalian sebut hari kemenangan. 

Yang jelas, aku hanya menuangkan secara jujur apa yang kurasakan. Terlepas dari apapun perasaan kalian.

Tapi....
Mengesampingkan kekecewaan yang kuterima, memang aku mendapat kompensasi berupa calon customer baru (meskipun masih belum pasti juga). Mungkin bukan jalanku untuk menjadi pegawai di perusahaan itu, mungkin juga kekasihku yang dulu bukan jodohku (bahkan sesungguhnya jauh di lubuk hatiku yang paling dalam, aku bersyukur bisa lepas darinya tanpa aku yang harus meninggalkannya =D ).

Entah apa yang direncanakan Allah untukku, apakah menjadi karyawan di perusahaan lain, menjadi pegawai pemerintah, atau pengusaha mandiri yang sukses... Tapi yang jelas, apapun rencana-Nya, mungkin itu yang terbaik untukku. Namun masih, aku tetap tidak merasakan kegembiraan maupun antusiasme hari raya.

Surabaya, 26 november 2009

No comments:

Post a Comment