Thursday, December 24, 2009

ISTILAH

Hari jum'at lalu aku mengunjungi seorang teman, namanya Indah, dia teman kerjaku. Yah hanya kunjungan biasa teman yang sama-sama mengalami kejenuhan dan masalah yang sama di tempat kerja.


Nothing special dari kunjungan hari itu. Hanya ngerumpi biasa antar perempuan. Dan diantara obrolan seru itu, entah bagaimana ceritanya dan entah apa yang kami bahas saat itu, tiba-tiba mbak indah – demikian aku memanggilnya – menyebut kata likrik'an,

Aku yang bingung hanya menatapnya penuh tanda tanya. Dia pun menjelaskan kalau yang dimaksud adalah rautan pensil. Likrik'an itu bahasa jawanya. Kemudian dia juga menyebutkan istilah lain yang merupakan padanan katanya, yakni ongotan. Sontak aku tertawa terbahak-bahak karena istilah itu terdengar lucu di telinga, selain aku hampir-hampir tidak pernah mendengarnya.


Dan aku terus mengingat istilah tersebut hingga saat ini – kebiasaan, jika ada sesuatu yang menarik perhatianku, ingatanku akan terusik dalam waktu yang cukup lama. - akhirnya aku ingat, bahwa dulu aku pun pernah mendengar istilah itu bahkan sering, bertahun-tahun yang lalu. SD atau SMP kalo gak salah. Namun sekian tahun berlalu, aku tidak pernah mendengar istilah itu lagi. Karena itu ketika mendengarnya setelah sekian lama, alam nostalgia membanjiri pikiranku.


Otakku tidak mau berhenti menggali berbagai istilah unik yang mungkin terlewat karena sudah tak pernah kudengar lagi, dan hujan membangkitkan 2 istilah dari masa lalu. Aku teringat waktu SMP dulu, dengan teman-teman dari berbagai latar belakang, mereka memiliki istilah masing-masing untuk menyebut udan-udan alias main hujan. You know, main geje pas hujan deras diluar rumah (kok gak takut kena petir ya...? hmm..anak-anak yang aneh... – termasuk aku –).


Ada yang menyebut ile-ile, dan juga ada yang menyebutnya genjer (pengucapan huruf "e"-nya seperti "e" dalam kata peyek). Hmmm... heran, padahal berada dikawasan Surabaya yang sama, namun memiliki istilah yang berbeda, padahal hanya terpisah beberapa km.


Guru bahasa daerahku dulu pernah bilang, itulah uniknya bahasa jawa. Terpisah ruas jalan atau sungai, dialek bahasa yang digunakan sudah agak berbeda.


Sepertinya kemampuan bahasa jawaku sudah mulai menurun... terbukti dengan banyaknya istilah yang terdengar asing ditelingaku, atau bahkan terlupa olehku karena jarang dan hampir-hampir tidak pernah kugunakan.


Satu lagi istilah yang membuatku tercengang adalah seyek, aku mengetahuinya dari status fesbuk seorang teman. Ketika membacanya, yang terlintas di benak adalah sesuatu yang sepertinya berkonotasi jorok. Atau mungkin dia salah ketik, mungkin yang dimaksud adalah sewek (kain jarit) atau peyek (teman makan nasi pecel). Setelah bertanya padanya, ternyata perkiraanku salah semua. Seyek itu artinya miring, ndoyong gak tegak lagi, begitulah penjelasannya padaku.


Hmph... istilah unik apalagi ya yang terlewat atau terlupa olehku ? Ada yang bisa bantu ?

No comments:

Post a Comment