Padahal biasanya sekitar jam 9, mata sudah terasa berat, tapi semalam hal tersebut tidak berlaku.
Mataku terbuka lebar, kesadaran penuh dan jantungku berdebar tak teratur. Aneh, kok bisa bertahan selama itu ya...? padahal sudah berjam-jam berlalu.
Apa ini yang dialami para amatiran ketika menikmati kopi? Setelah pusing menghebat menghantui sepanjang jam kerja, efeknya yang membuat orang terjaga, baru bekerja setelah rasa pusing itu mereda.
Setelah terjebak antara perasaan tertidur dan terjaga semalam, aku terbangun tanpa merasa tidur dengan benar.
Bahkan aku merasa sepertinya aku tidak tidur samasekali alias tidur-tidur ayam menurut istilah orang.
Dan pagi ini aku bekerja dengan rasa kantuk yang cukup mengganggu. Susah fokus dan aku harus menyeret tubuhku dengan langkah gontai untuk bergerak.
Belum lagi sisa-sisa rasa pusing masih hinggap di
Padahal yang kuminum kemarin kopi dengan berbagai macam campuran (entah apa saja) yang disebut coffee latte, bukan kopi murni alias kopi tubruk yang kata orang, efeknya berkali-kali lipat jauh lebih dahsyat.
Dan entah kenapa, aku merasa sepertinya aku melihat pola dan alasan dibalik orang-orang yang selalu memulai hari dengan secangkir kopi yang jika tidak dijalani, maka seharian akan nge-blank alias gak nyambung.
Kalau dari pengalaman pribadiku dengan kopi kemarin, setelah mereguk kenikmatan kopi pagi-pagi, pusing menyerang. Dan malamnya efek kafein mengambil alih kesadaran alias gak bisa tidur nyenyak. Paginya, merasa letih, lemah, dan kurang fokus, sementara tuntutan pekerjaan meminta kita agar terjaga di jam normal manusia.
Akhirnya, bisa ditebak, yep, butuh suplai kafein lagi untuk menjaga tubuh agar tetap terjaga.
Lingkaran setan. Tapi aku tidak mau menuruti pola itu, cukup sudah. I still love my health and I've already had enough problem within my head without any caffeine additive.
Hmph... kurasa aku sudah KAPOK, jera untuk minum kopi, apapun jenisnya itu dan berapapun harganya, jika efek samping yang harus kualami seperti ini.
Harga yang harus kubayar begitu mahal. Tubuhku tak sanggup menanggungnya, kurasa aku harus lebih memperhatikan penolakan tubuhku akan sesuatu daripada mementingkan nafsu.
No comments:
Post a Comment