Thursday, March 25, 2010

Kenikmatan yang Membunuhku

Pagi-pagi kulihat 2 rekan kerja tengah menikmati secangkir coffee latte. Aroma yang menguar terasa sedikit memabukkan (baca : membuatku pusing).

Namun entah kenapa, tiba-tiba sebuah ide gila melintas di kepala. Keinginan yang sudah lama terpendam sebenarnya. Tiap kali melihat bungkus coffee latte yang menerbitkan air liur.

Mengabaikan penolakan tubuhku akan segala jenis kopi, aku mengambil bongkahan es di lemari es dan membuat secangkir coffee latte. Secangkir coffee latte yang mengepul kuberi potongan es hingga mencapai suhu yang kuinginkan.

Dan kureguk kenikmatan itu, kenikmatan yang membunuhku,
mengacaukan otak, dan membuat pusing kepalaku. 

Konsekuensi yang harus kubayar dalam secangkir kopi sejak tegukan pertama.

Dan sesudahnya, efek kafein membanjir, menyerang setiap ujung syaraf tubuh. Jantung berdebar tak terkendali, kedua tangan bergetar, kepala pusing menghebat, dan rasanya ingin angguk-angguk sambil geleng-geleng.

Mabuk karena kopi yang baru mereda di akhir hari

Kenikmatan yang harus kubayar mahal....

No comments:

Post a Comment