Saturday, December 28, 2013

Zz ngambul

Semalam, tiba-tiba hp bergetar. Ternyata telepon dari rumah, telepon rutin dari ibu.

Setelah ngobrol ngalor ngidul, basa-basi busuk, ibu memanggil Zz, keponakanku yang hampir berusia 2 tahun.

Gak kayak biasanya, kali ini samasekali gak kedengeran suaranya Zz. Padahal aku sudah ber-halo-halo ria dengan menggunakan suara perut.

Tiba-tiba ibuku bilang, "anaknya gak mau. Geleng-geleng kepala ini".

Loh, kenapa...? tumben amat alergi hp.

Kemudian ibuku bercerita kalau ini semua bermula dari tugas dinas kantor kakakku yang mengharuskan dia pergi ke Bandung selama 5 hari.

Zz yang kecerdasan emosinya sudah tumbuh berkembang pun akhirnya sadar kalau ibunya tidak di rumah untuk waktu yang menurut ukuran anak kecil, cukup lama.

Dan dimulailah aksi ngambeknya. Ketika kakakku menelepon dari Bandung sekedar ingin mendengar suara anaknya, Zz cuma menggeleng dan malah kabur.

Kejadian yang membuat kakakku merasa nelangsa sebagai seorang ibu.

Mungkin di benak Zz, "salah sendiri aku ditinggal. Yawis aku gak mau ngomong lewat telepon. Kalau mau ngomong, datang aja kesini langsung."

Sejak saat itu, Zz seakan tidak mau lepas dari orangtuanya. Sepertinya dia ketakutan kalau orangtuanya akan meninggalkan dia lagi dan kali ini tidak kembali.

Sekarang, jika melihat ayahnya pulang kerja, Zz langsung melesat menyambut ayahnya dan tidak mau lagi dibujuk maupun diasuh ibuku.

Kakakku saat ini sudah pulang ke surabaya. Tapi ketika dia berangkat kerja seperti biasanya, terjadi hal yang cukup mengejutkan.

Zz rewel, berontak, dan menangis tersedu-sedu sampai waktu yang cukup lama.

Efek samping lainnya dari tugas dinas kantor kakakku adalah, Zz jadi alergi hp.

Kalau ada yang menelepon dan ingin bicara dengannya, dia sudah ogah.

Meskipun sudah dibujuk berkali-kali, bahwa yang menelepon itu bukan ibunya tapi orang lain.

Hmm... sebagai anak-anak, Zz merasa waktu yang dihabiskan dengan orangtua masih kurang.

2 hari seminggu saat akhir pekan dan hanya beberapa jam setiap hari ketika orangtuanya sudah kehabisan energi untuk mengajaknya bermain, lelah karena bekerja dianggap belumlah cukup.

Meskipun sehari-hari diasuh ibuku yang merupakan neneknya, tentu saja berbeda dengan orangtua kandung.

Kejadian yang membuatku merenung sampai terbawa mimpi, apakah nanti ketika memiliki anak, sebaiknya aku fulltime jadi ibu.

Setidaknya selama 2 tahun pertama kelahiran anakku.


Bali, 2013-12-28

Rinn

No comments:

Post a Comment