Thursday, March 6, 2014

Caldeira alias DuGem di Kloset

Ketika berbincang dengan teman untuk melepas ketegangan seharian, tiba-tiba tanpa diduga tak dinyana serangan yang biasanya datang saat fajar, rupanya memutuskan untuk berkiprah di blantika musik Indonesia malam ini. Ya, serangan itu tak lain dan tak bukan adalah panggilan alam yang memaksa perut melakukan gerakan peristaltic untuk mendorong sisa-sisa makanan supaya dapat dikeluarkan dengan sukses.


Akhirnya dengan terpaksa Saya mengakhiri perbincangan seru bak diskusi hutang Negara tadi. Tanpa ragu Saya pun membeberkan alasan Saya pamit,

“Bro, sik ya aku belet bok*r iki
“sambung tar lagi. Aku ta’konsentrasi dulu”

Yang membuat sang kawan menyahut, 

“Eeeaaaaa... ternyata pancet ae” (ternyata masih sama saja)
Capoeira sik bro” (Capoeira dulu bro)

Ketika teman Saya mengetikkan kata tersebut, Capoeira, serta merta ingatan Saya melayang ke beberapa tahun silam...
Tepatnya ketika Saya masih bekerja di kota kelahiran dan sempat iseng mempelajari beberapa gerakan dasar salah satu cabang beladiri brazil, Capoeira. Dimana Saya berguru pada salah seorang rekan kantor yang juga merupakan seorang Maestre atau pelatih Capoeira.

Meskipun dapat melatih secara professional, Maestre satu ini punya sedikit sifat pervert yang sudah akut stadium tiga double kwadrat. Karena itulah beliau bergelar  MM alias Maestre Mesum. Sifat mesum-nya dapat dia tekan ketika berlatih sehingga tidak mengganggu jalannya latihan yang ada. Akan tetapi diluar itu, ketika sedang kumat, bisa muncul sewaktu-waktu tanpa diduga.

Salah satunya adalah kejadian ketika antre KM. Kebetulan, meskipun terdapat 2 KM di workshop, rata-rata seluruh pegawai cenderung lebih memilih KM yang terletak dibelakang. Mungkin dikarenakan privasi lebih terjaga (baca : kalau bunyi prat prĂȘt prot curr kemungkinannya kecil untuk didengar orang).

Baru saja masuk KM dengan niatan membuang kelebihan air didalam tubuh, tiba-tiba pintu sudah digedor-gedor dari luar. Karena jengkel, Saya pun berseru, 

“tar ! Sabar. Ini juga baru masuk ke KM”, dengan harapan bahwa siapa pun yang menggedor akan maklum dan mengerti.

Namun yang terjadi, sungguh jauh panggang dari api. Ternyata si MM yang menggedor pintu tadi. Dan tentu saja sifat isengnya kumat dan Saya tak luput dari kejahilannya.

Sambil tertawa seperti orang gila, dia masih berseru dari balik pintu,

“Mbuk, kamu ngapain ? Ojo Caldeira ae..” (jangan Caldeira aja)

Yang disambung dengan,
Caldeira ! Hmph...!!!!”, 

ujarnya menirukan suara ketika dia berada pada mode pelatih yang memberikan instruksi peserta capoeira. Hanya saja kali ini dia tidak sedang melatih, tapi sedang menggambarkan bagaimana pose seseorang ketika melakukan gerakan peristaltik membuang ampas.

Djiamp*t... Djiamp*t... uassemm tenan wong sitok kuwi.

Dan jatuhlah harkat dan martabak Saya pemirsa.

Sejak saat itu, di lingkungan kantor terdapat 1 istilah tambahan baru untuk mendeskripsikan frasa “buang air besar”.

Kalau sebelumnya istilah-istilah yang ada hanya berkisar seputar BAB, pup, bok*r, nabung, nge-bom, nyelengi (bahasa jawa dari nabung), DuGem (alias duduk gembira di kloset), sampai ngendhog alias bertelur, sekarang bertambah 1 lagi yakni Caldeira.

Istilah yang boleh dibilang sedikit keren untuk menggambarkan urusan ke belakang ini.


Note : 
Caldeira merupakan salah satu gerakan dasar dalam seni Capoeira. Bentuknya mirip kuda-kuda dengan posisi badan setengah jongkok dan tangan melindungi area depan badan.

No comments:

Post a Comment