Saturday, March 15, 2014

Hasrat, Cita-Cita, Impian, dan Harapan

Adalah suatu kemewahan yang tak pernah kumiliki.

Entah sejak kapan aku mulai berhenti bermimpi dan menjadi seorang pecundang sejati.

Tak pernah mengerti apa yang sebenarnya ingin kuraih.

Tanpa sadar, rasa iri menghinggapi hati. Tatkala menyaksikan rekan seperjuangan dulu meraih prestasi. Prestasi dari perwujudan mimpi.

Menemukan dan mengerti mimpi sendiri, memahami, menggantung setinggi langit, mengejar dan meraih tanpa henti.

Sedangkan aku disini, masih tertegun dan merenung. Tak mempunyai cita-cita ataupun harapan. Bingung menentukan hasrat dan impian.


Apakah sekedar traveling, studi belajar, atau kah bekerja dan meniti karir lebih tinggi.

Traveling terkendala pengajuan visa dan biaya (alasan). Melanjutkan studi, tapi tak tahu apa yang menjadi alasan. Tak mengerti bidang jurusan apa yang menjadi minat, kebingungan menentukan negara tujuan.

Sedangkan untuk bekerja, rasa jenuh dan bosan melanda. Ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,  namun low self esteem ditambah mudahnya membiarkan diri sendiri menjadi bullying victim, menjadi penghambat dalam berkarir.

Dengan kata lain, tidak memahami arah dan arti kehidupan. Tidak mengerti keinginan diri sendiri.

Proses perenungan yang kujalani akhir-akhir ini, perlahan namun pasti mulai mengingatkanku untuk kembali bermimpi. Mendorong jari jemari menuliskannya di secarik kertas putih.



Yourself is your biggest enemy

No comments:

Post a Comment